Tema Jurnal : Science dan Iptek Islami
Judul Jurnal : Konsep Islamisasi Iptek [download]
Penulis :
Rohadi Awaludin
Telaah Jurnal :
·
Alasan Pemilihan Judul
Saya memilih judul
“Konsep Islamisasi Iptek” karena kebingungan dan keanehan saat pertama kali
mendengar istilah “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”. Apakah selama ini ilmu
pengetahuan yang ada di dunia ini belum berdasarkan Islam ?
Seperti halnya, Teori
Evolusi Darwin. Dalam teori tersebut, manusia direduksi sedemikian rupa
sehingga tidak berbeda dengan makhluk lain, dan yang membedakan hanya sebatas
jalur evolusinya. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Agama Islam, yang
telah mengajarkan kepada umat-Nya bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk
Allah SWT lainnya di muka bumi ini. Atas dasar hal tersebut, Teori Evolusi
Darwin lebih cocok untuk dimasukkan ke dalam kategori karya fiksi. Hal ini karena
lebih banyak didasari khayalan dibandingkan data - data empiris dan rasio.
Namun apakah semudah ini melakukan “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” ?
·
Substansi Jurnal / Inti Isi Jurnal
Dalam jurnal tersebut,
dijelaskan pula kebingungan yang dialami oleh Ilmuwan Muslim, Mohammad Shohibul
Iman. Yang pada tahun 1996 ia memaparkan makalahnya dengan perasaan yang sama
di seminar “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” yang diselenggarakan oleh ISTECS. Dia
menyatakan, apakah ada bedanya bila hukum gravitasi, misalnya, ditemukan bukan
oleh Newton tetapi oleh ilmuwan Muslim? Bagaimana formulasi hukum gravitasi
setelah diislamisasi? Pertanyaan-pertanyaan itu sungguh membingungkan jika
dikonfrontir dengan keyakinan bahwa ilmu pengetahuan berasal dari Allah dan
tunduk pada hukum - hukum Allah, jadi mustahil tidak Islami. Dia mencurigai
bahwa kebingunan itu berasal dari cara berfikir yang tidak membedakan antara
ilmu pengetahuan dan fenomena Alam.
Potret ilmu pengetahuan
modern dapat dilihat dari 3 titik sudut, yaitu ontologi, epistemologi, dan
aksiologi. Ontologi adalah cabang kajian yang berkaitan dengan obyek. Pada ilmu
pengetahuan barat, obyek atau realitas dibatasi pada hal - hal yang bersifat
materi. Dengan cara pandang ini, ilmuwan barat merasa tidak perlu dan
menganggap tidak ada artinya mengembara lebih jauh dengan melihat fenomena alam
sebagai kumpulan hikmah. Sedangkan epistemologi adalah cabang filsafat yang
membahas tentang metodologi. Di dalam ilmu pengetahuan barat, cara mendapatkan
ilmu pengetahuan melalui metode ilmiah yang ditopang oleh rasionalisme dan
empirisme, yang berarti tidak membuka ruang bagi peran wahyu ilahi dalam
wilayah ilmu pengetahuan. Dan aksiologi adalah kajian yang menyangkut tujuan.
Ilmu pengetahuan barat dimanfaatkan sekedar untuk keuntungan materi dan duniawi
saja. Sehingga, terjadilah penindasan sesama manusia, serta eksploitasi
terhadap alam.
Yang perlu kita ketahui,
prinsip islamisasi ilmu pengetahuan ada 3, yaitu ilmu pengetahuan tidaklah
dimanfaatkan melulu pada praksis, tetapi juga dimanfaatkan untuk memahami
eksistensi yang hakiki alam dan manusia.
Yang kedua, (kesatuan makna kebenaran) akan membebaskan ilmu pengetahuan dari
sekularisme. Dengan prinsip ini tidak akan ada lagi istilah kebenaran ilmiah
dan kebenaran relijius, yang ada adalah kebenaran tunggal.
Beberapa pandangan ilmu
pengetahuan dan Islam bahwa ilmu pengetahuan adalah netral dan universal. Namun
yang harus diwaspadai, Al-Qur’an harus dijadikan titik tolak pengembangan ilmu
pengetahuan, bukan sebagai muara akhir pengembangan ilmu pengetahuan. Kedua, kelompok yang masih
mempertahankan netralitas dan universalitas ilmu pengetahuan, namun fungsinya
harus diubah diarahkan menuju cita - cita Islam dan masyarakatnya. Kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak
yakin dengan netralitas dan universalitas ilmu pengetahuan. Kelompok ini
berpendapat konstruksi ilmu pengetahuan perlu dibangun kembali dengan cara
pandang yang Islami.
·
Manfaat bagi Orang banyak
Jurnal “Konsep
Islamisasi Iptek” ini memiliki manfaat baik bagi mahasiswa maupun bagi
masyarakat luas. Selain memberi informasi tentang penjelasan Islamisasi iptek,
melalui jurnal ini pula mahasiswa dan masyarakat juga memperoleh pengetahuan
tentang potret ilmu pengetahuan modern saat ini jika dilihat dari tiga
pandangan yang berbeda. Kemudian di dalam jurnal ini juga ditekankan tentang
prinsip Islamisasi pengetahuan. Dengan begitu,
mahasiswa dan masyarakat luas dapat memandang dan bertindak secara bijaksana
dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih di era
modern seperti sekarang ini, serta dapat lebih tepat dalam mengambil sikap terlebih
lagi bagi para pelaku pengembangan iptek, khususnya para generasi muda.
Melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana
sebagai tolak ukurnya adalah Al-Quran.
·
Kesimpulan dan Saran
Dari jurnal “Konsep
Islamisasi Iptek” ini, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya, ilmu pengetahuan itu
bersifat netral dan universal. Untuk menjadikan ilmu pengetahuan tersebut ke
arah yang positif, sebagai umat yang beriman kepada Allah SWT, kita tidak boleh
menyalahgunakannya. Namun yang harus diwaspadai, Al-Qur’an harus dijadikan
titik tolak pengembangan ilmu pengetahuan, bukan sebagai muara akhir
pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, konstruksi ilmu pengetahuan
perlu dibangun kembali dengan cara pandang yang Islami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar